Iklan

terkini

Tersisa Kota Mataram Jadi Zona Merah

Jejak Lombok
Monday, July 6, 2020, Monday, July 06, 2020 WIB Last Updated 2020-07-06T14:59:43Z
EVALUASI: Wakil Gubernur NTB, Dr Hj Sitti Rohmi Djalillah saat memimpin rapat evaluasi penanganan virus Corona.
MATARAM--Kota Mataram masih menjadi zona merah penyebaran pandemi virus corona. Tak heran jika pusat ibukota Provinsi NTB ini dijadikan sebagai pusat penanganan virus asal Tiongkok tersebut.

Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah kala memimpin rapat evaluasi kemajuan dalam penanganan virus corona di Ruang Rapat Utama, Kantor Gubernur NTB mengatakan, Kota Mataram akan menjadi fokus penanganan penyebaran virus tersebut. Ini karena Kota Mataram sebagai satu-satunya daerah zona merah.

"Data dari Dinas Kesehatan NTB jika Lombok Barat sudahasuk zona kuning," ucapnya, Senin (6/7).

Demi memutus mata rantai penyebaran virus ini, lanjutnya, dibutuhkan sinergi antara Pemprov NTB dan Kota Mataram. Kedua belah pihak harus aktif memberikan edukasi serta sosialisasi kepada masyarakat.

Di lain sisi, penerapan protokol kesehatan di lapangan harus tetap ditaati. Langkah ini disebutnya agar Kota Mataram lebih cepat keluar dari zona merah.

Langkah berikut, sambungnya, perlu dilakukan tracing masif. Cara ini dipastikan cukup melelahkan, tapi setidaknya bisa mempermudah pelacakan penyebaran virus ini.

Mengenai sosialisasi, penggunaan masker dinilai menjadi hal yang paling mendasar dilakukan. Untuk itu, ia mengajak seluruh OPD di lingkup Kota Mataram dan Provinsi NTB proaktif, bahu membahu dalam menyosialisasikan penggunaan masker kepada masyarakat.

Selain itu, publikasi media luar ruang juga turut menjadi sorotan Umi Rohmi. Ia meminta seluruh publikasi luar ruang berupa poster dan baliho sebagai sarana sosialisasi, khususnya di Kota Mataram, semua foto harus menggunakan masker.

Menurutnya pesan-pesan yang disampaikan lewat media publikasi luar ruang kepada masyarakat, harus terlebih dahulu diterapkan. Baik itu pada diri sendiri dan lingkungan, lingkungan keluarga maupun lingkungan kerja.

Hal lain yang menjadi perhatian serius Rohmi dalam rapat tersebut adalah masalah aktivitas pendidikan. Perhatian ini terutama khususnya di Pondok Pesantren di NTB.

Ia berharap aktivitas pendidikan di Ponpes bisa segera berjalan. Dengan syarat dilakukan full tes, untuk dapat mengetahui kondisi seluruh siswa di Ponpes yang ada.

"Kami meminta kesiapan pihak terkait untuk melaksanakan ini," pintanya.

Setelah full tes tersebut, maka protokol kesehatan virus corona harus benar-benar diterapkan. Protokol ini berlaku bagi setiap orang yang keluar masuk di lingkungan Ponpes.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dr. Nurhandini Eka Dewi memaparkan, saat ini hanya Kota Mataram yang masih zona merah. Begitu pula dengan laju insiden di tiap kecamatan yang masih merah, kecuali di Kecamatan Sandubaya yang berstatus kuning.

"Jadi di Mataram dan Lombok Barat ini bagaimana kita mampu menekan laju insiden ini," jelas Eka.

Sedangkan, di Kabupaten Lombok Barat yang sudah masuk ke zona kuning, laju insiden per kecamatan yang masih tinggi terdapat di wilayah Batulayar, Gerung dan juga Lingsar. (jl)
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Tersisa Kota Mataram Jadi Zona Merah

Terkini

Iklan