Iklan

terkini

THE BIRTH OF TRAGEDY: SPIRIT PATAH HATI

Jejak Lombok
Friday, January 28, 2022, Friday, January 28, 2022 WIB Last Updated 2022-01-28T10:18:33Z

Akhkam Mahfudz

Pandangan Nietzche tentang historisitas bisa jadi adalah kelam. Ketika sejarah mainstream adalah sejarah berbasis semangat kemenangan (appolonian), ia berkonklusi sebaliknya. Harus ada yang menelaah historisitas manusia dengan pendekatan kontradiktif. Nietzche membangun kerangka berfikir yang terlandasi "kekalahan". Oleh banyak teoritikus spekulatif sejarah, inilah yang disebut "semangat dyonisian" dalam sejarah.

Secara paralel, Nietzche yang menyimpul pandangan hidupnya yang nihilistik berkeyakinan, bahwa kesejarahan manusia yang berhasil membangun peradaban adalah sepenuhnya lahir dari sebuah atau bahkan banyak tragedi. Dari sebuah semangat "kalah",  lalu the birth of tragedy, maka peradaban melangkah ke depan. 

Dari berbagai biografi orang besar yang berpengaruh terhadap peradaban dunia, sangat minim narasi terawali oleh kemapanan. Sebaliknya adalah kesedihan, kesakitan, keterpurukan, keterpinggiran dan mental inferior, menjadi pemicu hal-hal yang menggemilangkan. 

Yesus yang diimani oleh lebih dari empat milyar manusia, lahirnya pun di kandang domba. Setelah pembaptisan dan menjadi musuh kemapanan para Rabbi Yahudi, Yesus harus tersalib dan bertiarakan duri. Tapi, lagi-lagi, peristiwa "tragis" di Bukit  Golgota yang menarik hati miliaran umat beriman kepadanya.

Muhammad pun tidak kurang mirip-mirip. Lahir yatim piatu dan miskin. Usai mendapat "Iqra'", Muhammad pun menjadi bulan-bulanan sakitnya dimusuhi Kaum Jahiliah. Muhammad pun harus menyelamatkan diri dalam "hijrah" ke Madinah. Pelarian jauh dari tanah leluhur, penderitaan mendakwah, justru yang mampu membangun militansi lebih dari dua milyar kaum muslimin sedunia.

Negara besar Amerika tempat berkumpulnya beraneka ragam ras dan etnik dunia, bukan lahir hanya berdasar pesta dansa kaum feodal. Justru sebaliknya, Amerika menjadi besar oleh derita Washington di era awal dan matinya Abraham Lincoln dan Perang Saudara. Cerita indah tentang kesederajatan dan  kemanusiaan pun harus melalui parade guillotine melawan peristiwa bastilsle pada Revolusi Perancis 1789. Dan seterusnya ... Hindia Belanda menjadi Indonesia juga adalah buah derita Soekarno yang terbuang ke Digul, Ende, atau terpenjara di Suka Miskin. Indonesia tidak lahir dari senyum sapa ramah orang Belanda, tapi lagi-lagi dari tragedi hidup Soekarno dan para founding father nlainnya.

Dunia dan Indonesia lahir dari kesakitan. Peradaban terbangun dari tragedi yang tumbuh menumbuh, tidak stagnan, melahirkan suasana bathin yang menderita dalam pathos, namun juga menjadi etos, menjadi semangat, menjadi perjuangan, menjadi spirit hidup, dan pada akhirnya menjadi kemenangan (victory), kejayaan (glory).

Lalu jangankan dunia besar kehidupan, apakah kenyataan sehari-hari yang kadang menyakitkan tidak bisa dianggap sebagai tragedi yang melahirkan kemenangan?

Seperti perempuan yang patah hati karena ditinggal pacarnya, maka ia harusnya tidak berlarut dalam galau kesedihan yang tak henti. Patah hati membuatnya semakin cantik bersolek, semakin menyungging senyum dan ceria berkata "aku baik-baik saja" sambil membuka laki-laki yang sungguh menjodohinya dan melipur lara hatinya

Laki-laki yang menyambut keterbukaan hati adalah jodoh sungguhnya yang menyelamatkannya dari ketidaktentuan nasib masa depan. Patah hati di awal, jauh lebih menggembirakan dari patah hati di akhir

Jika perempuan tersebut mengilhami dirinya dengan tragedi patah hati, maka ia akan berhati-hati dengan hatinya lalu menjalankan tugas merawat, memelihara, menyuburkan, dan bahkan menumbuh kembangkan aneka perasaan galau menjadi kasih dengan kepastian tujuan, bahwa patah hatiku yang lalu hanyalah awal aku menemukan cinta sejatiku.

Patah hati si perempuan, sungguh adalah sama dengan penderitaan Yesus, Muhammad, Lincoln, Soekarno, dan para dyonisian sejarah lainnya. Yesus sampai berucap "Eli Eli Lama Sabaktani" adalah puncaknya patah hati. Doa pengampunan Muhammad untuk mereka yang menganiayaanya adalah patah hati paling paradoks atas ketegaan kaum Jahiliah yang menganiayanya. Dan seterusnya kisah-kisah pembesar sejarah lainnya. Bahkan, banyak karya hebat yang menjadi Magnum opus keilmuan dunia lahir dari sepinya penjara. Dan saya pun yakin, karya hebat The Birth of Tragedy lahir saat Nietzche kesakitan akibat spilis.

Faktanya sampai saat ini, yang membesarkan mereka di akhir adalah penderitaan mereka di proses konsistensi gagasan, perkataan, perjuangan hidup mereka. Kesakitan, penderitaan, kesepian, perasaan terbuang, dan rasa inferior lainnya bagi para pembesar peradaban adalah spirit kemajuan. Bagi mereka, tidak ada kebangkitan. Bagi mereka adalah cara mereka menjalani kebesaran nilai hidupnya.

Kediri, Lombok Barat, 28 Dini hari Januari 2022

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • THE BIRTH OF TRAGEDY: SPIRIT PATAH HATI

Terkini

Iklan