Iklan

terkini

Berkomoditas Ekspor, Tanaman Porang Mulai Dikembangkan di Lobar

Jejak Lombok
Saturday, October 31, 2020, Saturday, October 31, 2020 WIB Last Updated 2020-10-31T07:36:30Z

KOMODITI EKSPOR: Tanaman porang sebagai salah satu komoditi ekspor yang kini dilirik di Lombok Barat.

GERUNG
–Tanaman porang belakangan ini menjadi salah satu komoditi yang mulai banyak dilirik. Tak heran jika banyak daerah yang mulai mengembangkan komiditas yang satu ini.

Kepala Dinas Pertanian Lombok Barat, H Muhur Zohkri mengatakan, Kabupaten Lombok Barat memiliki potensi yang banyak untuk membudidaya tanaman porang. Potensi porand di daerah ini bisa ditemukan di Kecamatan Batu Layar, Gunungsari, Lingsar, Narmada dan beberapa kecamatan yang lain.

"Luas lahan kita untuk uji coba budidaya porang seluas 100 hektar dulu," ungkapnya kepada JEJAK LOMBOK, Sabtu (31/10).  

Budidaya porang ini disebutnya mendapat dukungan Kementerian Pertanian RI. Dukungan tersebut melalui Penyediaan Fasilitas Pembiayaan plaform Kredit Usaha Rakyat (KUR) di beberapa bank pemerintah seperti BRI dan BNI. 

Bantuan yang diperoleh oleh petani, jelasnya, per orang mendapat Rp 50 juta untuk lahan 1 hektar. Syaratnya, para petani harus sudah menyiapkan lahannya untuk ditanami pirang.

Tanaman dengan nama latin Amorphophallus Muelleri Blume ini, kini sedang disosialisasikan kepada para petani di Lobar. Sosialisasi ini terkait keberadaan Porang sebagai salah satu komoditas ekspor yang memang banyak dibutuhkan untuk industri.

Muhur Zohkri

Dia memaparkan, tanaman porang ini dapat diolah menjadi pangan pengganti beras. Selain itu, bisa juga menjadi bahan baku tepung, kosmetik, penjernih air, dan bahan untuk pembuatan lem atau jelly.

"Para petani kita di Lombok Barat yang sudah budidaya tanaman porang yang sifatnya lokal ada di beberapa titik seperti Batu Layar, Gunungsari dan Sekotong," akunya.

Tanaman porang ini kata dia, masa proses produksinya dari tanam sampai panen itu kurang lebih delapan bulan.

"Kalau kita usahakan sekarang bisa jadi, nanti di musim hujan, delapan bulan yang akan datang itu di musim tanam kemarau pertama (MK1) panennya. Kalau kita liat dari sisi itu, tanaman ini bisa menyesuaikan baik di musim hujan, kemarau dan kering," tutupnya. (and)

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Berkomoditas Ekspor, Tanaman Porang Mulai Dikembangkan di Lobar

Terkini

Iklan