SWAFOTO: Pengunjung berswafoto di reflika sayap burung Taman Langit. |
GERUNG—Nebukadnezar II boleh saja memukau mata dunia dengan Taman Gantung Babilonia. Kemasyhuran taman ini telah mencatatkan dirinya sebagai satu dari sejumlah keajaiban dunia.
Cucu Raja Hammurabi sang penguasa Baghdad Irak itu mendedikasikan taman tersebut demi cintanya kepada sang istri, Amytis. Sebuah persembahan yang sangat romantis.
Konon, taman gantung Babilonia buah dari kenangan masa lalu Amytis atas kampung halamannya. Ia kerap kaIi merindukan warna-warni bunga-bunga Mesopotamia yang memanjakan mata. Tak heran jika hasratnya pulang kampung ke tanah Persia terus membayangi.
Sejenak lupakan saja tentang Babilonia. Seindah apapun taman itu, tetap saja merupakan destinasi artifisial. Tak lebih dari buatan manusia semata.
Di Desa Bengkaung, Kecamatan Batulayar Lombok Barat, serpihan keindahan yang tak kalah menakjubkannya tersaji di Taman Langit. Sebuah taman di antara barisan perbukitan di wilayah itu.
Menyandang nama fantastis seolah menjadi daya magis. Betapa tidak, dari namanya saja bisa menyedot rasa penasaran orang-orang terus berkunjung. Obyek wisata yang satu ini belakangan menjadi yang paling diburu warga net.
Sabtu sore (25/7), JEJAK LOMBOK mengunjungi tempat tersebut. Selepas Ashar, sekitar pukul 16.00 Wita, Taman Langit masih dalam paparan terik matahari sore.
Ada beberapa orang yang sudah lebih dulu tiba. Tak lama kemudian, nampak pengunjung sudah mulai berdatangan. Semakin sore semakin banyak orang-orang menjejakkan kakinya.
Sekitar pukul 18.00 Wita, antrean pengunjung di luar dugaan. Mereka rela mengambil antrean panjang demi bisa menikmati pemandangan yang disajikan tempat itu.
Lokasinya yang hanya sekitar 15-20 menit dari pusat Kota Mataram menjadikan destinasi ini mudah dijangkau. Tidak butuh waktu yang lama untuk bisa menikmati keindahan tempat ini.
Menjumpai tempat inipun sangat mudah. Pengunjung bisa mengaksesnya melalui dua jalur. Pertama melalui Batulayar, tepatnya mengambil rute jalan sebelah selatan samping Kantor Camat Batulayar. Hanya saja akses jalan melalui jalur ini terbilang cukup jauh.
Akses kedua bisa ditempuh lewat simpang empat jalan Desa Sandik, Kecamatan Gunungsari. Pengunjung setelah tiba di simpang empat itu bisa mengarahkan kendaraannya menuju arah utara. Dari sini, dibutuhkan durasi sekitar 5-7 menit untuk tiba di lokasi.
Dari dua akses jalan itu, pengunjung harus tetap awas. Terjal berliku akses jalan menuju lokasi menjadi tantangan tersendiri bagi pengunjung.
Kembali soal Babilonia, taman ini merupakan keindahan yang menyeruak di antara gedung-gedung bertingkat negeri Aladin. Namun Taman Langit hanya keindahan terselubung yang disibak di antara rimbun pepohonan bebukitan di kawasan Batulayar.
Keindahan Taman Langit disibak oleh orang yang bukan menyandang nama besar seperti Nebukadnezar II. Taman Langit merupakan buah persembahan Syarif Hidayatullah. Seorang warga biasa, asal Kapek Gunungsari, kepada keluarga tercintanya.
Seperti halnya Babilonia, Taman Langit juga menyuguhkan keindahan luar biasa. Dari tempat ini, pandangan mata dengan sangat leluasa bisa menjamah Kota Mataram. Bahkan, bangunan ikonik untuk pariwisata NTB Islamic Center Hubbul Wathan juga bisa disaksikan dengan jelas dari tempat ini.
Puncak dari keindahan yang disuguhkan Taman Langit adalah pemandangan senja. Saat temaram matahari sudah mengabur semua siluet di permukaan bumi seolah menjadi momentum yang paling ditunggu-tunggu.
Bias senja yang mulai meredeup ditimpali kerlap-kerlip lampu rumah warga Kota Mataram menjadi pemandangan paling magis. Pada momen inilah pengunjung berlomba mengabadikan foto mereka.
Istri Syarif Hidayatullah, Samirah, pemilik destinasi ini bercerita banyak tentang ihwal Taman Langit. Ia tak menyangka jika lahan yang kini dijadikan obyek wisata ini mampu menjadi berkah buat diri dan keluarganya.
Dulu di 2018 silam, ia membeli lahan yang kini dinamakan Taman Langit itu hanya seluas 10 are. Di tempat itu dipasangkan berugaq (gazebo) sebagai tempat istirahat dan liburan keluarga.
Tempat rimbun yang ditrumbuhi berbagai jenis pohon itu belakangan dipangkas dahan dan rantingnya. Ia tak menyangka di balik kerimbunan itu ada pemandangan luar biasa yang tersibak.
“Dari sana akhirnya kami berpikir untuk menjadikan tempat itu sebagai tempat wisata,” tutur Samirah.
Sadar dengan potensi keindahan yang bisa dikomersilkan, lahan seluas 10 are itu diperluas lagi. Samirah dan sang suami menambah lahan. Ia membeli 20 are lagi di sekitar lahan awal miliknya.
Sejak saat itu, bangunan yang hanya berupa gazebo akhirnya ditata. Beberaap aksesoris juga ditambah. Termasuk dua tempat selfie spot. Dua selfie spot itu yakni reflikasi sayap burung berukuran raksasa dan kusen lengkap dengan pintunya.
Dua selfie spot ini menjadi sangat ikonik dalam beberapa gambar yang diposting warga net di jejaring media sosial. Popularitas Taman Langit makin santer terdengar saat Gubernur NTB, Dr H Zulkieflimansyah dan mantan Gubernur NTB, TGH M Zainul Majdi mengabadikan tempat ini sebagai latar berfoto bareng.
Samirah menuturkan, Taman Langit diluncurkan sebagai tempat kunjungan khalayak belum berusia sebulan. Tempat ini diluncurkan pada 8 Juli lalu.
“Sejak diluncurkan, kunjungan sehari-hari rata-rata sekitar 200 orang. Kalua akhir pekan sekitar 500 orang,” jelasnya.
Agar bisa memasuki area Taman Langit, pengunjung perlu membekali diri dengan uang. Pengunjung akan dikenakan biaya parker kendaraan Rp 2 ribu. Sementara biaya tiket masuk Rp 5 ribu.
Di Taman Langit, pengelola sudah menyediakan beraneka ragam makanan dan camilan. Minuman ringan dan tradisional pun juga tersedia dengan harga yang sangat terjangkau. (jl)
Cucu Raja Hammurabi sang penguasa Baghdad Irak itu mendedikasikan taman tersebut demi cintanya kepada sang istri, Amytis. Sebuah persembahan yang sangat romantis.
Konon, taman gantung Babilonia buah dari kenangan masa lalu Amytis atas kampung halamannya. Ia kerap kaIi merindukan warna-warni bunga-bunga Mesopotamia yang memanjakan mata. Tak heran jika hasratnya pulang kampung ke tanah Persia terus membayangi.
Sejenak lupakan saja tentang Babilonia. Seindah apapun taman itu, tetap saja merupakan destinasi artifisial. Tak lebih dari buatan manusia semata.
Di Desa Bengkaung, Kecamatan Batulayar Lombok Barat, serpihan keindahan yang tak kalah menakjubkannya tersaji di Taman Langit. Sebuah taman di antara barisan perbukitan di wilayah itu.
Menyandang nama fantastis seolah menjadi daya magis. Betapa tidak, dari namanya saja bisa menyedot rasa penasaran orang-orang terus berkunjung. Obyek wisata yang satu ini belakangan menjadi yang paling diburu warga net.
Sabtu sore (25/7), JEJAK LOMBOK mengunjungi tempat tersebut. Selepas Ashar, sekitar pukul 16.00 Wita, Taman Langit masih dalam paparan terik matahari sore.
Ada beberapa orang yang sudah lebih dulu tiba. Tak lama kemudian, nampak pengunjung sudah mulai berdatangan. Semakin sore semakin banyak orang-orang menjejakkan kakinya.
Sekitar pukul 18.00 Wita, antrean pengunjung di luar dugaan. Mereka rela mengambil antrean panjang demi bisa menikmati pemandangan yang disajikan tempat itu.
Lokasinya yang hanya sekitar 15-20 menit dari pusat Kota Mataram menjadikan destinasi ini mudah dijangkau. Tidak butuh waktu yang lama untuk bisa menikmati keindahan tempat ini.
Menjumpai tempat inipun sangat mudah. Pengunjung bisa mengaksesnya melalui dua jalur. Pertama melalui Batulayar, tepatnya mengambil rute jalan sebelah selatan samping Kantor Camat Batulayar. Hanya saja akses jalan melalui jalur ini terbilang cukup jauh.
Akses kedua bisa ditempuh lewat simpang empat jalan Desa Sandik, Kecamatan Gunungsari. Pengunjung setelah tiba di simpang empat itu bisa mengarahkan kendaraannya menuju arah utara. Dari sini, dibutuhkan durasi sekitar 5-7 menit untuk tiba di lokasi.
Dari dua akses jalan itu, pengunjung harus tetap awas. Terjal berliku akses jalan menuju lokasi menjadi tantangan tersendiri bagi pengunjung.
Kembali soal Babilonia, taman ini merupakan keindahan yang menyeruak di antara gedung-gedung bertingkat negeri Aladin. Namun Taman Langit hanya keindahan terselubung yang disibak di antara rimbun pepohonan bebukitan di kawasan Batulayar.
Keindahan Taman Langit disibak oleh orang yang bukan menyandang nama besar seperti Nebukadnezar II. Taman Langit merupakan buah persembahan Syarif Hidayatullah. Seorang warga biasa, asal Kapek Gunungsari, kepada keluarga tercintanya.
Seperti halnya Babilonia, Taman Langit juga menyuguhkan keindahan luar biasa. Dari tempat ini, pandangan mata dengan sangat leluasa bisa menjamah Kota Mataram. Bahkan, bangunan ikonik untuk pariwisata NTB Islamic Center Hubbul Wathan juga bisa disaksikan dengan jelas dari tempat ini.
Puncak dari keindahan yang disuguhkan Taman Langit adalah pemandangan senja. Saat temaram matahari sudah mengabur semua siluet di permukaan bumi seolah menjadi momentum yang paling ditunggu-tunggu.
Bias senja yang mulai meredeup ditimpali kerlap-kerlip lampu rumah warga Kota Mataram menjadi pemandangan paling magis. Pada momen inilah pengunjung berlomba mengabadikan foto mereka.
Istri Syarif Hidayatullah, Samirah, pemilik destinasi ini bercerita banyak tentang ihwal Taman Langit. Ia tak menyangka jika lahan yang kini dijadikan obyek wisata ini mampu menjadi berkah buat diri dan keluarganya.
Dulu di 2018 silam, ia membeli lahan yang kini dinamakan Taman Langit itu hanya seluas 10 are. Di tempat itu dipasangkan berugaq (gazebo) sebagai tempat istirahat dan liburan keluarga.
Tempat rimbun yang ditrumbuhi berbagai jenis pohon itu belakangan dipangkas dahan dan rantingnya. Ia tak menyangka di balik kerimbunan itu ada pemandangan luar biasa yang tersibak.
“Dari sana akhirnya kami berpikir untuk menjadikan tempat itu sebagai tempat wisata,” tutur Samirah.
Sadar dengan potensi keindahan yang bisa dikomersilkan, lahan seluas 10 are itu diperluas lagi. Samirah dan sang suami menambah lahan. Ia membeli 20 are lagi di sekitar lahan awal miliknya.
Sejak saat itu, bangunan yang hanya berupa gazebo akhirnya ditata. Beberaap aksesoris juga ditambah. Termasuk dua tempat selfie spot. Dua selfie spot itu yakni reflikasi sayap burung berukuran raksasa dan kusen lengkap dengan pintunya.
Dua selfie spot ini menjadi sangat ikonik dalam beberapa gambar yang diposting warga net di jejaring media sosial. Popularitas Taman Langit makin santer terdengar saat Gubernur NTB, Dr H Zulkieflimansyah dan mantan Gubernur NTB, TGH M Zainul Majdi mengabadikan tempat ini sebagai latar berfoto bareng.
Samirah menuturkan, Taman Langit diluncurkan sebagai tempat kunjungan khalayak belum berusia sebulan. Tempat ini diluncurkan pada 8 Juli lalu.
“Sejak diluncurkan, kunjungan sehari-hari rata-rata sekitar 200 orang. Kalua akhir pekan sekitar 500 orang,” jelasnya.
Agar bisa memasuki area Taman Langit, pengunjung perlu membekali diri dengan uang. Pengunjung akan dikenakan biaya parker kendaraan Rp 2 ribu. Sementara biaya tiket masuk Rp 5 ribu.
Di Taman Langit, pengelola sudah menyediakan beraneka ragam makanan dan camilan. Minuman ringan dan tradisional pun juga tersedia dengan harga yang sangat terjangkau. (jl)