Iklan

terkini

Usung Restart Tourism, Elemen Pariwisata NTB Yakin Bangkit

Jejak Lombok
Thursday, January 7, 2021, Thursday, January 07, 2021 WIB Last Updated 2021-01-07T06:15:56Z

MILAD: ASITA NTB memperingati milad ke 50 dan berharap pariwisata NTB kembali bangkit.

MATARAM
--Denyut pariwisata di NTB melemah sejak kepungan pandemi corona. Pariwisata menjadi sektor paling terdampak akibat pembatasan lalu lintas orang.

Dalam momentum 50th Anniversary ASITA, segenap elemen pariwisata NTB menyatakan optimismenya. Mereka yakin di tahun 2021 ini sektor pariwisata kembali bangkit.

Ketua Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (ASITA) NTB, Dewantoro Umbu Joka mengatakan, sinergi semua pihak menghadapi pandemi sangat diperlukan. Situasi pandemi menjadi pukulan telak bagi para pelaku wisata.

"Momentum ulang tahun ASITA ini setidaknya bisa dimaknai sebagai ajang solidaritas dan kebangkitan pariwisata," ucapnya, Kamis (7/1).

Selama rentang waktu 2020 kemarin, denyut nadi pariwisata NTB sangat lemah. Ini dibuktikan dengan menurunnya angka kunjungan wisatawan.

Memasuki tahun 2021, datangnya vaksin sinovac untuk virus corona menjadi kabar baik. Dengan adanya vaksin ini diharap bisa membantu memulihkan pariwisata NTB.

Secara khusus, Dewantoro meminta agar vaksinasi tidak saja diberikan kepada tenaga kesehatan. Para pelaku pariwisata juga penting mendapatkan vaksinasi.

Permintaan ini disampaikan lantaran lalu lintas orang di sektor pariwisata sangat signifikan. Lalu lalang orang dari luar dan dalam negeri mengandung potensi besar penyebaran virus asal Tiongkok itu.

"Kami meminta agar pelaku pariwisata juga divaksin. Karena kami-kami ini yang paling tentang dan bertemua dengan berbagai macam orang setiap hari," tegasnya.

Senada juga disampaikan Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) NTB, I Ketut Wolini. Pihaknya sangat optimis dengan kehadiran vaksin ini membantu sektor pariwisata di NTB bangkit lagi.

"Kita sangat optimis. Semoga hadirnya vaksin ini bisa memulihkan sektor pariwisata," ujarnya.

Selaku pengusaha yang bergerak di sektor pariwisata, Wolini mengaku merasakan betul dampak pandemi. Pembatasan lalu lintas orang keluar masuk membuat usaha di sektor pariwisata terasa berada di titik nadir.

Biasanya, yang paling diharapkan adalah kunjungan wisatawan dari Pulau Jawa dan Bali. Namun sejak pandemi dan pemberlakuan pembatasan pergerakan orang, otomatis harapan itu pupus.

Kendati demikian, Wolini juga menyinggung terkait mulai terasanya gairah pariwisata NTB sejak tiga bulan terakhir di tahun 2020. Ia menyebut kunjungan dan okupansi hotel mulai signifikan.

Kondisi ini tidak serta merta lantas membuat semua pihak terlena. Kewaspadaan dalam penerapan protokol kesehatan harus diutamakan.

"Di 2021, kita tetap jalan usaha, tapi ingat protokol kesehatan," tandasnya.

Hal sama juga disampaikan Kepala Dinas Pariwisata NTB, HL Mohammad Faozal. Pergerakan wisatawan domestik dari Jawa dan Bali diharapkan menjadi penyuplai kunjungan. 

Nyatanya, harapan itu pupus dengan diberlakukan pembatasan pergerakan orang. Buntutnya, pergerakan wisatawan lokal menjadi pilihan terakhir yang digerakkan.

"Seperti orang Sumbawa datang ke Lombok, atau sebaliknya. Itu yang kita harapkan," ucapnya.

Beruntung selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), pergerakan sektor pariwisata di NTB cukup signifikan. Untuk kawasan wisata Senggigi misalnya, okupansi hotel mencapai 80 persen lebih.

Kondisi ini sangat disyukuri. Dengan tingginya okupansi tersebut membuat para pelaku wisata kembali bergairah.

"Itulah kenapa selalu di setiap kesempatan kita kampanyekan protokol kesehatan dan CHSE," pungkasnya. (jl)

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Usung Restart Tourism, Elemen Pariwisata NTB Yakin Bangkit

Terkini

Iklan