SEPI: Taman Wisata Narmada masih sepi dari kunjungan lantaran ditutup sejak 17 Maret 2020 lalu. |
"Penutupan kita lakukan sejak pandemi virus corona terjadi," ucap Manajer Eksekutif Taman Narmada, Kamarudin, MH di ruang kerjanya, Rabu (10/6).
Sejak pandemi virus corona menyerang secara global, jelasnya, Taman Narmada sudah mulai sepi pengunjung. Kondisi ini ditambah imbauan pemerintah untuk menutup tempat wisata.
Pihak manajemen, jelasnya, sangat berharap jika taman tersebut bisa dibuka saat libur Idul Fitri hingga Lebaran Tobat. Andai dibuka, dalam rentang seminggu itu uang bisa masuk cukup banyak, sekitar Rp 200 juta bahkan lebih.
Dengan jumlah pendapatan sebanyak itu, lanjutnya, dapat menutup bulan Januari-Februari- Maret. Namun karena tidak dibuka, praktis pendapatan tersebut menguap.
Pihaknya sejauh in masih menunggu kebijakan Pemkab Lobar segera membuka tempat wisata itu. Bukan hanya di Taman Narmada, tapi juga obyek wisata lain secara serentak.
“Kebijakan membuka tempat wisata di Lombok Barat ini kita tunggu karena cukup berdampak dari sisi ekonomi terutama dalam pembayaran gaji karyawan," ucapnya.
Terkait kesiapan Taman Narmada sendiri dikatakannya sudah siap ikuti petunjuk sesuai protokol kesehatan. Baik persiapan tempat cuci tangan di setiap pintu masuk, alat pengukur suhu, pembatsan kapasitas spanduk imbauan, pembatasan pengunjung termasuk pengaturan pedagangnya itu sudah siap diatur dan siapkan.
Mantan Kades Presak ini berharap, lebih cepat dibuka itu lebih bagus. Jika dibuka nantinya pengujungnya tidak seramai sebelumnya. Penyebabnya karena orang masih takut.
"Dari sisi ekonomi masyarakat juga belum benar-benar pulih," terangnya.
Namun pihaknya optimis jika pengunjung Taman Narmada nantinya pasti ada. Terlebih waktu libur anak sekolah mereka akan berkunjung. Namun untuk normal kembali butuh proses belum bisa seperti sebelumnya.
"Normalnya mungkin akhir tahun atau awal tahun depan. Tapi kesempatan dibuka inilah kesempatan untuk menata kembali Taman Narmada karena ada pemasukan untuk dapat dipergunakan untuk operasional termasuk menggaji karyawan," akunya.
"Jujur sejak Covid 19 ini PT.Tripat mampu membayar gaji karyawan setengah dari gaji itu pun berhutang,” lanjutnya.
Terpisah, Direktur umum PT Tripat H Poniman juga mengatakan jika tempat wisata tidak dibuka maka akan menimbulkan dampak yang luar biasa terlebih stabilitas keamanan nasional.
Untuk itu, seminggu sebelum Lebaran Topat ia menceritakan dirinya bertemu dengan Bupati Lombok Barat menanyakan surat permohonannya yang berisikan membuka Taman Narmada dan Suranadi. Dalam kesempatan itu ia mengemukan alasan-alasan dampak ekonomi yang berdampak pada penggajian karyawan dan biaya operasional taman.
Namun waktu itu dikatakan Poniman, justru bupati yg bertanya kepadanya kapan mau dibuka Taman Narmada dan Suranadi. Setelah permohonannya disampaiakan ke bupati ia diminta berkoordinasi ke Dinas Pariwisata Lombok Barat.
“Silahkan atur untuk bisa jalan,"kata Poniman menirukan ucapan bupati. Waktu itu bupati tidak memerintahkan untuk buka tapi iramanya diminta mengikuti protokol kesehatan.
Untuk itu, sesuai kebijakan Pemerintah Provinsi melalui Dinas Pariwisata NTB meminta tanggal 20 Juni mendatang Taman Narmada dan Suranadi dibuka dengan mengedepankan protokol kesehatan.
"Kami akan buka berpegang pada kebijakan Dinas Pariwisata NTB. Dan untuk membuka event-event besar itu tidak mungkin kita lakukan,” pungkas Poniman. (jl)