LOMBOK TIMUR-- Institut Agama Islam Hamzanwadi (IAIH) Pancor bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Institut memperingati Hari Santri Nasional dengan penuh khidmat dan semangat kebangsaan.
Kegiatan yang berlangsung selama dua malam di halaman utama kampus IAIH Pancor ini mengusung tema “Revolusi Santri: Dari Revolusi Jihad Menuju Integritas Digital dan Akhlakul Karimah.”
Acara ini dihadiri oleh seluruh pejabat kampus, mulai dari Wakil Rektor I, II, dan III, para Dekan Fakultas, Kepala Program Studi, Kepala Biro dan Unit Lembaga, serta dosen dan tenaga kependidikan di lingkungan kampus IAIH Pancor.
Selain itu, hadir pula pengurus organisasi kemahasiswaan seperti BEM Fakultas, Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), dan ratusan mahasiswa santri se yayasan YPPH NWDI pancor serta jamaah masyarakat umum yang turut memeriahkan peringatan tersebut.
Malam pertama dibuka dengan penampilan seni santri yang menampilkan kreativitas dan bakat para santri di bawah naungan Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI).
Pertunjukan tersebut meliputi kesenian islami, musik hadrah, drama religi tentang perjalanan santri, seni tari, dan pencak silat
Sementara itu, pada malam kedua kegiatan dilanjutkan dengan Sholawat Akbar yang di bawakan oleh Hadroh al- Ma'hadi, diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, sambutan sambutan dilanjutkan dengan tausiah keagamaan oleh TGH. Muhammad Rofi’i, Lc., dan di akhir dengan doa yang di pimpin oleh DR. Muhammad Muzayyin MA.
Dalam sambutannya, Ketua BEM Institut Saefullah menegaskan bahwa peringatan Hari Santri bukan sekadar kegiatan seremonial tahunan, tetapi momentum reflektif untuk meneguhkan kembali nilai perjuangan santri di era modern.
“Santri hari ini bukan hanya mereka yang belajar di pondok, tetapi siapa pun yang menjaga nilai-nilai keislaman, keilmuan, dan keindonesiaan. Semangat santri adalah semangat pengabdian tanpa batas,” ujarnya.
Sementara itu, wakil rektor III Pancor yang diwakili oleh BIRO Kemahasiswaan Muhammad indera Gunawan M.HI turut memberikan apresiasi atas inisiatif BEM dan seluruh mahasiswa dalam memaknai Hari Santri melalui kegiatan yang positif dan membangun.
“Santri masa kini harus mampu menjembatani nilai-nilai agama dengan tantangan zaman digital tanpa kehilangan jati diri dan akhlakul karimah,” tuturnya.
Suasana keislaman dan nasionalisme terasa kuat sepanjang acara. Ratusan mahasiswa, dosen, dan jamaah masyarakat umum tampak antusias mengikuti seluruh rangkaian kegiatan hingga akhir.
Melalui kegiatan ini, IAIH Hamzanwadi Pancor bersama BEM Institut menegaskan komitmennya untuk terus menjaga nilai-nilai kepesantrenan sebagai ruh perjuangan akademik dan sosial kemasyarakatan.
“Menjadi santri berarti terus belajar, berjuang, dan mengabdi. Itulah identitas yang harus terus hidup di dada setiap mahasiswa IAIH,” tutur Ketua Panitia dalam pesan penutupnya.(JL)


