
LOMBOK TIMUR, jejaklombok.com--Sekretaris Daerah Lombok Timur H. Muhammad Juaini Taufik menggelar rapat intensif di ruang kerjanya pada Selasa (22/4).
Hal itu sebagai respon cepat terhadap lonjakan harga komoditas cabai, bawang dan gula.
Dalam rapat tersebut, Sekda menekankan pentingnya kinerja Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang efektif.
Secara khusus, ia meminta Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan untuk melakukan pemantauan ketat terhadap pelaksanaan upaya pengendalian harga.
Salah satunya ialah pentingnya sinkronisasi data harga antara Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Badan Pusat Statistik (BPS).
Selain itu, ia meminta agar data harga yang bersumber dari internal Pemerintah Daerah Lombok Timur harus seragam dan dilaporkan dengan mekanisme yang identik ke Bapanas.
"Data yang masuk ke Bapanas dengan yang dilaporkan statistik harus sama. Harga yang kita laporkan pun harus seragam, dengan mekanisme pelaporan yang identik," tegasnya.
Sekda menginstruksikan agar data dari Dinas Ketahanan Pangan (DKP) dan Dinas Perdagangan segera disamakan dan divalidasi.
Lebih lanjut, Sekda menekankan idealnya penggunaan satu sumber data harga dari Dinas Perdagangan yang kemudian dilaporkan ke Bapanas.
Tidak hanya itu, Sekda Juaini Taufik mengingatkan TPID untuk tidak gagal dalam mengendalikan harga dan meminta kedisiplinan pedagang agar tidak memanfaatkan situasi kenaikan harga.
Menyikapi kondisi cuaca yang kurang menguntungkan dan berpotensi mengganggu ketersediaan stok, Sekda mengungkapkan bahwa langkah paling realistis yang akan segera dilakukan pemda Lotim adalah operasi pasar.
Langkah tersebut telah disepakati oleh Tim TPID dan champion cabai sebagai upaya cepat menekan harga di tingkat konsumen.
Sekda juga menyoroti peran penting media dalam menyampaikan informasi yang akurat dan menenangkan masyarakat.
Meskipun angka Indeks Harga Produsen (IPH) saat ini masih berada di kisaran empat, yang dianggap relatif baik dibandingkan pengalaman sebelumnya yang mencapai angka tujuh, Sekda tetap mengingatkan akan pentingnya kewaspadaan dan tindakan proaktif.
Di akhir arahannya, Sekda menginstruksikan agar Tim TPID bekerja lebih efektif dan tidak terkejut dengan fluktuasi harga.
Ia menekankan bahwa pemahaman akan dinamika perdagangan dan komunikasi yang baik menjadi kunci dalam pengelolaan harga.
TPID tidak hanya terdiri dari OPD dan instansi vertikal tetapi juga pedagang dan masyarakat petani.
TPID mengendalikan inflasi di daerah, dengan memonitor dan menganalisis pergerakan harga di pasar, serta melakukan tindakan preventif dan korektif.(*)