Iklan

terkini

Parah, Aktivitas Galian C Sisakan Kenangan di Kokok Gending

Jejak Lombok
Tuesday, January 11, 2022, Tuesday, January 11, 2022 WIB Last Updated 2022-01-11T09:56:42Z

 

Kokok Gending: Kondisi terkini kokok gending akibat aktivitas galian C


Selong-- Tak jauh dari jalan beraspal, bekas hujan kemarin tanah hitam legam sedikit licin. Tapi berbagai jenis rerumputan disekitarnya hijau berkilau, menyegarkan pandang mata begitu juga dengan tanaman para petani.


Di atas, langit begitu nampak cerah. Awan putih berarakan menghiasi warna birunya.


Dari rumah, seorang tokoh muda setempat, dengan pandangan yang redup, melihat aliran sungai. Airnya yang nampak coklat tak terurus. Mungkin itu sisa air dak, bekas hujan kemarin.


"Kokok (sungai) Gending ini, dulunya tempat kami mandi, cuci baju dan trmpat kami bermain," kenang tokoh muda setempat, Lalu Arya Karma, saat ditemui dikediamannya, Selasa (11/1)


Pemuda kelahiran Desa Loyok, Kecamatan Sikur, Lotim ini menuturkan, dulu sungai itu begitu indah. Di lokasi itu didapati bebatuan sungai berjejer rapi. Serta ikan yang nampak senang berenang bebas lantaran airnya bersih dan jernih.


Dirinya mengenang masa kecilnya, saat libur sekolah tiba ia bersama teman sebayanya main ke tempat itu. Lantaran tempatnya yang begitu indah dan air yang bersih. Tapi itu semua disebutnya, hanya tinggal kenangan.


Perubahan di aliran das itu disebutnya setelah adanya tambang galian C di sekitar lokasi itu. Meski dirinya tak menyebut detail tempat yang dimaksud.


"Tetapi sejak adanya tambang Galian-C membuat sungai ini tercemar dan tidak bisa dimanfaatkan lagi oleh masyarakat sekitar," sesalnya


Melihat perubahan alam terlebih tempat ia bermain dirinya mengaku tak berpangku tangan. Berbagai upaya sudah ditempuh oleh masyarakat sekitar untuk menormalisasi sungai itu. Namun usahanya tersebut belum membuahkan hasil lantaran izin tambang sampai saat ini belum juga bisa dihentikan.


Buntut tercemarnya sungai itu, kini keadaannya begitu berubah dan tak terurus. Hanya ditumbuhi rumput liar ang begitu rimbun. Ditambah dengan banyaknya binatang melata yang hidup sehingga, warga takut untuk mendekati sungai tersebut.


Di lain sisi, dari aliran itu tak jarang warga sekitar tercium bau menyengat terlebih saat angin berhembus mengitarinya. 


Lantaran, aliran sungai itu telah berubah fungsi sebagai tempat pembuangan akhir sampah (TPA). Tak heran jika di lokasi itu ditemukan pempers bekas, pembalut, hingga plastik.


"Kalau musim penghujan seperti saat ini, kita jadi takut karena dampaknya akan mendatangkan penyakit," sebutnya.


Menurut Lalu Arya, Pemerintah Desa (Pemdes) setempat sudah berupaya melakukan membersihaan pinggiran sungai. Dengan menggelar baksos. Bahkan Pemdes telah memasang papan pengumuman bagi warga agar menjaa lingkungan itu, namun demikian hal tersebut diakuinya belum juga maksimal.


"Ya karena selama ini Desa tidak membuatkan masyarakat TPA sehingga mau tidak mau warga membuang sampah di sunga," ujar lalu Arya


Namun demikian, dirinya tak lepas harap. Semoga kedepannya sungai ini bisa tampil mempesona kembali, ditengah pengerusakan alam yang terus di lakukan oleh tangan kotor manusia yang hanya mengambil untung tanpa meperdulikan dampaknya bagi lingkungan sekitar.


"Harapan kita semoga ada perhatian dari Pemerintah, untuk mengembalikan ekosistem sungai ini," tutupnya (kin)

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Parah, Aktivitas Galian C Sisakan Kenangan di Kokok Gending

Terkini

Iklan